Minggu, 22 Juli 2012

Benarkah Pemkab Dairi Sudah Bekerja Untuk Rakyat ?

Oleh :Robinson Simbolon
Bila mendengar ungkapan “Bekerja Untuk Rakyat”, kita akan merasakan betapa mulianya orang yang menyampaikan ungkapan tersebut, apalagi yang menyampaikannya, seorang pemimpin, maupun seorang pejabat Pemerintah.
Demikian juga dengan Motto Pemerintah Kabupaten Dairi, sejak pasangan Bupati KRA Johnny Sitohang dengan Wakil Bupati, Irwansyah Pasi, SH, dipercaya rakyat untuk memimpin Kabupaten Dairi yakni, sejak pasangan ini memenangkan Pilkada tahun 2008 yang lalu, Motto Pemerintah Kabupaten Dairi juga berganti dari, Motto pemerintah sebelumnya “Membangun Bersama Rakyat”, menjadi, “Bekerja Untuk Rakyat”, yang didasari pemikiran bahwa, “Aparatur Pemerintah Adalah Pelayan, Dan Bukan Untuk Dilayani”. Untuk mengimplementasikan Motto Bekerja Untuk Rakyat tersebut, Pemerintah Kabupaten Dairi telah melaksanakan sejumlah Program, salah satu diantaranya adalah program Kunjungan Kerja (Kunker) ke Desa – desa yang dilaksanakan secara rutin, satu kali dalam tiga minggu yakni, setiap hari Jumat dan Sabtu, yang diawali dengan melakukan kunker, ke Desa tertinggal dan terpencil yang ada di Kabupaten Dairi.
Pada dasarnya, dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Kunjungan kerja yang dibagi dengan tiga Tim yaitu, Tim Bupati, Wabup, dan Tim Sekda ini, tidak membebani APBD Kabupaten Dairi, sesuai dengan pernyataan yang disampaikan Bupati Dairi, KRA Johnny Sitohang, baik dalam paripurna DPRD, maupun dalam setiap sambutan pada acara – acara seremonial, sehingga muncul pertanyaan pada masyarakat, “Darimana sumber dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan kunker tersebut”.
Pada pelaksanaannya, rombongan Kunker “Bekerja untuk Rakyat”, melibatkan hampir keseluruhan pejabat Pemkab Dairi, termasuk pejabat dari Kecamatan maupun Desa yang dikunjungipara Tim, dan pada malam harinya, seluruh rombongan menginap di rumah - rumah warga Desa yang dikunjungi.
Selama berada di desa, Tim Kunker Bekerja Untuk Rakyat ini, melakukan sejumlah kegiatan bersama masyarakat Desa diantaranya, memberikan pengobatan gratis, Pembuatan KTP dan Kartu Keluarga (KK) gratis, memberikan penyuluhan pertanian maupun peternakan, melakukan panen terhadap tanaman masyarakat, pengecatan Rumah – rumah Ibadah yang ada di desa, pembukaan jalan ke sentra – sentra pertanian dengan menggunakan Alat berat yang sengaja diturunkan, dan sejumlah penyuluhan – penyuluhan maupun kegiatan lain, yang pasti, masing – masing Instansi selalu melaksanakan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan Tupoksinya.
Pada malam harinya, setelah satu hari penuh melaksanakan sejumlah kegiatan, sebelum istirahat malam, Tim Kunker melakukan temu ramah dengan masyarakat Desa, yakni untuk membicarakan atau mendiskusikan, hal – hal apa saja kendala yang dihadapai, maupun kebutuhan apa saja yang diinginkan masyarakat Desa, untuk meningkatkan kesejahteraannya, dan kegiatan ini selalu dirangkai dengan sejumlah acara hiburan, dengan menggunakan alat music Key Board.
Sesuai dengan data yang diperoleh penulis, sejak program Kunjungan kerja Ke Desa – desa dilaksanakan, dari 169 Desa / Kelurhan yang ada di Dairi, hampir seluruhnya sudah dikunjungi Tim Kunker Bekerja Untuk Rakyat Pemkab Dairi, bahkan sejumlah Desa, ada yang sudah dua kali mendapat kunjungan.
Namun tidak dapat dipungkiri, Dari sekian banyak Kepala desa yang menjadi tuan rumah pada kegiatan kunker, banyak diantaranya yang memanfaatkan kegiatan tersebut, untuk mencari keuntungan pribadi misalnya, pada pembuatan KTP, maupun KK, yang sebelumnya dijanjikan gratis, ternyata dengan berbagai alasan, oknum Kepala Desa melakukan pungutan terhadap warga yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan dimaksud.
Menjelang Tiga Tahun Kepemimpinan KRA Johnny Sitohang
Menjelang tiga tahun masa kepemimpinan, KRA Johnny Sitohang menahodai Pemerintahan Kabupaten Dairi, kondisi Jalan di Kabupaten Dairi, semakin hancur, selain kerusakan jalan menuju ke sejumlah kecamatan dan Desa, kondisi jalan-jalan yang ada di Ibukota Sidikalang juga cukup memprihatinkan pada hal, ibukota Sidikalang merupakan wajah dari Kabupaten Dairi.
Anehnya, meski sudah berulang disoroti masyarakat baik langsung maupun melalui pemberitaan dari sejumlah surat kabar, sepertinya Pemerintah Kabupaten Dairi tidak peduli dengan kondisi tersebut, apakah keadaan ini dapat disebut sudah Bekerja Untuk Rakyat ?.
Selain kondisi Jalan yang rusak, kepedulian Pemerintah terhadap kerusakan hutan di Kabupaten Dairi, juga dinilai kurang peduli, hal ini terbukti dengan kecilnya dana yang dianggarakan untuk dana pengamanan hutan, bahkan menurut Kadishut Dairi, pada tahun anggaran 2011 yang lalu, dana yang dianggarkan untuk pengamanan hutan di Kabupaten Dairi Nihil, sementara untuk tahun anggaran 2012 hanya berkisar 76 juta.
Akhir – akhir ini, Pemerintah Kabupaten Dairi , telah memberangkatkan 25 orang Pendeta untuk melaksanakan wisata rohani ke Yerusalem, dan 15 orang umat muslim Umroh ke Mekah, dengan menggunakan Dana satu Milliar dari APBD Kabupaten Dairi. Hal ini mendapat protes dari sejumlah elemen masyarakat Dairi, yang tergabung dalam Forum Masyarakat Dairi - Anti Pembodohan (FMD – AP) yang menilai bahwa kegiatan tersebut, hanya menghambur – hamburkan uang Rakyat, tanpa out put yang jelas, dan sepertinya, pemerintah Kabupaten Dairi, seakan – akan tidak peduli dengan protes yang disampaikan oleh masyarakat tersebut, Apakah hal ini sudah dapat dikatakan Bekerja Untuk Rakyat.
Terakhir dengan rencana Pemkab Dairi, untuk memberangkatkan sebanyak 161 orang Kepala Desa dan sejumlah Camat ke Yokyakarta, dengan alasan untuk mengikuti Bintek disalah satu Universitas terkenal di Yokyakarta, juga menggunakan Dana APBD Dairi, sebesar Rp. 1.178.228.000, ditambah 5 juta hingga 8 juta dari ADD masing- masing Desa.
Walau kegiatan ini juga mendapat protes keras dari sejumlah elemen masyarakat, hingga melakukan aksi turun ke jalan dengan meminta agar Bupati Dairi, KRA Johnny Sitohang bersedia melakukan dialog terbuka dengan masyarakat, namun kali ini juga, Pemerintah Kabupaten Dairi tidak peduli dengan hal tersebut, terbukti dengan telah diberangkatkannya sejumlah Kepala Desa ke Yokyakarta, sebagai termen pertama, dari dua termen keberangkatan yang direncanakan, “Apakah hal ini juga dapat dikatakan Bekerja Untuk Rakyat ?“. Untuk menilai pertanyaan di atas, “Benarkah Pemerintah Kabupaten Dairi, Sudah Bekerja Untuk Rakayat”, hanya dapat dinilai atau dijawab oleh masyarakat yang perduli dengan pembangunan Kabupaten Dairi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar