Rabu, 16 Mei 2012

Warga Kecewa Tak Dapat Bertemu Bupati Dairi

SIRA - SIDIKALANG :
Warga yang tinggal sekitaran lokasi Tambang Dairi Prima Mineral (DPM) di Kecamatan Silima Pungga-pungga Kabupaten Dairi sangat kecewa sekali terhadap Bupati Dairi Johnny Sitohang,karena tidak dapat bertemu,padahal rencana mereka kian untuk berdialog dengan Bupati.
Sehingga merekapun terpaksa mendatangi gedung DPRD Dairi, untuk menjumpai dewan tersebut untuk menyampaikan aspirasinya.(1/5-2012).



Rombongan Pemimpin Perempuan yang dikoordinir, seorang Ibu- ibu warga Silima Punggapungga, Saudur Br Sitorus itu, diterima 7 orang anggota Dewan yakni, Wakil Ketua DPRD Dairi, Suparto Gultom, Fiser Agustinus Simamora, Dahlan Sianturi, Martua Anahampun, Pinto Padang, Togar Simorangkir, dan Harry Napitupulu.

Pada dialog yang berlangsung di Ruang Sidang DPRD itu, Koordinator Pemimpin Perempuan itu mengungkapkan rasa kece-wanya terhadap Bupati Dairi, yang tidak berkenan menerima kedatangan mereka untuk berdialog terkait dengan sejumlah permasalahan yang mereka hadapi yakni dengan keberadaan perusahaan tambang DPM itu. 
Pada Dialog yang dipandu Suparto Gultom itu, Pemimpin Perempuan, Saudur br Sitorus didampingi, Herni br Simanjuntak, Ratna br Sinurat serta tiga orang Diakonis HKBP yang mendampingi,Sarah br Nai-baho,Dewi Manalu, dan br Nababan itu, secara bergantian membacakan perny a taan sikap tentang penolakan mereka terhadap kehadiran PT.DPM di Kabupaten Dairi, yang gagal disampikan kepada Bupati Dairi.
Pemimpin perempuan yang tinggal disekitar areal tambang PT. DPM itu menuding, kehadiran DPM di Kabupaten Dairi, menjadi anacaman besar atas kerusakan dan hancurnya lingkungan dan sumber daya alam di wilayah Kabupaten Dairi.
Sejumlah alasan menolak kehadiran PT. DPM tersebut diantaranya, Jika Gunung Simungun bagian dari Hutan lindung, dan menjadi sumber air dan cadangan air untuk memenuhi kebutuhan penduduk sekitar, untuk air minum, dan bahkan untuk mengairi irigasi pertanian itu, digunakan PT. DPM untuk kepentingan eksplorasi, dan eksplotasi, maka akses masyarakat atas air akan berkurang, dan bahkan menjadi ancaman pencemaran sumber air masyarakat.
Jika Hutan lindung Nasional yang merupakan penyangga kehidupan, ratusan, bahkan ribuan orang, dan merupakan habitat hewan dan berbagai tanaman obat itu, digunakan PT. DPM untuk ditambang, dengan sistim tertutup, akan menjadi ancaman atas keselamatan masyarakat yang tergantung dengan hutan sebagai sumber air. “Oleh karena itu, dengan tegas kami yang berhak untuk memperjuangkan keselamatan lingkungan disekitar kami, dan untuk generasi penerus, kami memintah kepada Pemkab Dairi, untuk merekomendasikannya, kepada Presiden RI, untuk menutup pertambangan PT. DPM, untuk selamanya”, tegas Saudur. Menanggapi hadirnya puluhan Ibu ibu yang datang menyampaikan aspirasi mereka kekantor DPRD Dairi, terkait permintaan penutupan perusahaan Dairi Prima Mineral di kecamatan Silima Punga Pungga itu, Anggota DPRD yang menerima kedatangan rombongan, menyatakan kesiapan untuk menampung seluruh keluhan kaum ibu itu, dan Dewan sepakat akan siap, untuk mendampingi mereka ke Exekutiv guna sama –sama memperjuangkan keinginan yang disampaikan para ibu demi tercapainya tujuan kepentingan yang bermuara untuk orang banyak.(Robs)
Keterangan foto :Puluhan kaum Ibu yang tergabung dalam Pemimpin Perempuan Peduli Lingkungan, diterima Anggota DPRD Dairi, di ruang sidang DPRD Dairi.
 ( Foto dok.SIRA/R.Simbolon )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar