Kamis, 19 April 2012

Historis Perjuangan Alm.Humala Bako di Dairi

Sidikalang,SIRA :
Pertaki Panji disebut Mpung Palbet Bako mempuntiga (3) isteri satu orang berru Simarmata mempunyai keturunan 3 orang ,dan dua orang isterinyaberru Saing, sedangkan dari keturunan berru Saing tersebut penulis masih menelusri.

Maka ketiga anak Palbet dari keturunan berru Simarmata ada 3 orang,yaitu Raja Waldemar Bako,Raja Kutur Jeremias Bako,Raja Mulia Bako.
Basri Bako selaku keturunan dari Alm.Humala Bako yaitu Mpungya Raja Kutur Bako selaku Kepala Kampung semasa penjajahan belanda di Panji Bako II ,menurut Basri selalu mengayomi dan mengetahui adat istiadat Pakpak.
Raja kutur Bako mempunya 2 isteri,pertam Nenno berru Sagala,dan isteri kedua Helmina berru Manullang.
Dari keturunan Nenno berru Sagala ada 2 orang,satu Humala Bako dan yang kedua Tiur berru Bako,sedangkan dari berru Manullang ada 8 orang,yaiti Mihar br Bako,Luke br Bako,Rustan br Bako,Rellus Bako,Itten br Bako,Toman br Bako Ani br Bako dan Sabar Bako.
Setelah mempunyai dua anak yaitu Humala dan Tiur,maka Kutur Jeremias Bako kawin lagi dengan Helmina br Manullang,maka lahirlah dari br Manullang 8 orang seperti tertera diata.
Entah apa masalahnya kami tidak tahu Mpung kami Raja Kutur Bako menceraikan Mpung daberu Nenno br Sagala,maka orang tua saya (Alm.Humala Bako dan nambboru saya Tiur br Bako ) sempat terlunta-lunta,sehingga Mpung kami br Sagala kawin kepada Marga Nababan di Lae Hole,dan lahirlah satu orang permpuan bernama Luke br Naban.
Setelah berumur 6 tahun beliau(Humala)baru menduduki bangku sekola HIS di Sidikalang yang saat ini menjadi SMP HKBP Jalan Gerja Sidikalang.
Alm.Humala Bako kelahiran tahun 1924 disikalang, terpaksa pergi ke Lae Parira ketempat Raja Waldemar Bako atau tempat bapa tuanya,dan darisanalah beliau berjalan kaki untuk sekolah,dan kadang kala menginap di Sidikalang tempat kawannya sekolahki ,bila tidak memungkinkan lagi pulang ke Lae parira tempat bpak tuanya.Dan begitulah sejarah hidupnya untuk menimba ilmi sampai tamat HIS di Sikalang.
Sebenarnya cita-cita Alm.Humala Bako cukup tinggi,tetapi karena keadan keuangan tidak memungkinkan, maka beliau belum bisa melanjutkan untuk sekolah setara SLTP,sepengetahuan Basri bahwa 4 tahun kemudian beliau mengikuti OPD dan itulah istilah pada jaman penjajahan Jepang dahulunya.
Sewaktu masih OPD Humala Bako menikah dengan Fatimah br Pasi yaitu anak pertaki Pasi Sitangke pada tahun 1946 maka lahirlah anak pertamanya bernama Efei Bako di Pardomuan pada tahun 1948.Karena seringnya terjadi huru-hara di daerah Pardomuan tersebut, maka beliau lari ke Tigalingga, dan disanalah beliu menjabat sebagai pemungut blasting bersama abangnya BK Bako,dan JH.Lingga. Pada tahun 1951 maka lahirlah anaknya laki-laki yaitu bernama Basri Bako(penulis). Penulis Basri Bako.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar